Di dalam bahasa Indonesia senam dikenal sebagai cabang olahraga dan diterjemahkan dalam bahasa Inggris yaitu Gymnastics. Dalam bahasa asli gymnastics merupakan serapan dari bahasa Yunani yaitu Gymnosdalam artian telanjang. Hal ini untuk menunjukkan suatu kegiatan fisik untuk dapat memberi keleluasaan gerakan, sehingga perlu dilakukan dengan setengah telanjang. Sebutan ini terjadi diakibatkan pembuatan pakaian tidak semaju seperti saat ini.
Defenisi dari senam yaitu suatu pilihan latihan tubuh yang dilakukan secara sadar dan telah direncanakan, dan disusun dengan sistematis untuk peningkatan kesegaran (Mahendra, 2000 : 9).
B. Manfaat Senam
Dalam mangikuti kegiatan senam kemampuan yang dikembangkan bersifat fundemental pada gerakan secara umum (Mahendra, 2000 : 15).
Dalam kegiatan olahraga ini, dituntut untuk mengembangkan keterampilan dan pola berfikir. Sehingga akan mengembangkan kemampuan mental, dan sangat diyakini akan terdapat sumbangan yang besar dalam peningkatan konsep diri. Ini disebebkan karena adanya kegiatan dari senam begitu banyak menyediakan pengalaman dan akan dapat mampu mengontrol tubuh dengan keyakinan, sehingga dapat membantu pembentukan suatu konsep yang positif (Mahendra, 2000 : 15).
C. Teknik Persiapan Senam
1. Persiapan awal
Sikap sempurna : Berdiri dengan tegak, lengan lurus ke samping badan, jari mengepal, kedua tumit dirapatkan, kedua ujung kaki dibuka lebar satu kepal, dan pandangan diluruskan ke depan (Depdikbud, 1999 : 6).
2.Gerakan Stimulasi
Sikap awal : Sikap dengan sempurna
Hitungan kedelapan pertama
Hitungan 1 – 2 : Kaki sebelah kanan dibuka selebar dengan bahu, kedua tangan
diangkat ke depan, kemudian ke atas sambil menarik nafas.
Hitungan 3 – 4 : Lengan kiri dan kanan diluruskan ke badan sambil bernafas
Hitungan 5 – 6 : Lengan kedua-duanya diangkat dari sisi badan yang ke
samping dan menuju ke atas sambil menarik nafas
Hitungan 7 – 8 : Kedua lengan diturunkan ke depan kemudian menuju ke sisi
badan sambil mengeluarkan nafas
(Depdikbud, 1999 : 8).
(Depdikbud, 1999)
3. Leher
Sikap awal : Berdiri dengan tegak dan kaki dibuka selebar bahu, kemudian
tangan keduanya berada di pinggang
Hitungan delapan pertama
Hitungan 1 – 2 : Kepala ditundukkan sejenak dan dikembalikan secara tegak
Hitungan 3 – 4 : Mengulangi gerakan 1 dan 2
Hitungan 5 – 6 : Menengok ke arah kanan dan kembali memandang ke depan
Hitungan 7 – 8 : Menengok ke arah kiri dan kembali memandang ke depan
Hitungan delapan kedua
Hitungan 1 – 2 : Kepala ditundukkan sejenak dan dikembalikan secara tegak
Hitungan 3 – 4 : Mengulang gerakan 1 dan 2
Hitungan 5 – 6 : Menekuk leher ke arah kanan dan kembali secara tegak
Hitungan 7 – 8 : Menekuk leher ke arah kiri dan kembali secara tegak sambil
diikutkan menarik kaki kanan ke posisi sikap yang sempurna
Jumlah hitungan : 2 X 8
(Depdikbud, 1999 : 10).
(Depdikbud, 1999)
D. Senam Lantai
1. Sikap lilin
a. Sikap dengan telentang, kemudian tangan ke samping badan
b. Kemudian angkat kedua kaki dan luruskan ke atas
c. Kemudian angkat ke atas dan tahan dengan kedua tangan
(Sukiyo, 1992 : 98).
(Susnadi, 2011)
2. Guling ke depan
a. Berdiri dengan tegak , dan tangan keduanya diluruskan ke samping badan
b. Kemudian angkat tangan keduanya di depan, dan bungkukkan badan, kemudian
letakkan telapak tangan keduanya di matras
c. Bengkokkan kedua siku ke samping, kemudian masukkan kepala di antara
dua tangan
d. Kemudian sentuhkan bahu ke matras
e. Dan bergulinglah ke depan
f. Kemudian lipat kedua lutut, tarik dagu dan lutut ke dada, dan tangan merangkul
di lutut
g. Sikap akhirnya jongkok dan diteruskan dengan berdiri tegak
(Sukiyo, 1992 : 100).
(Mujahid, 2006)
3. Guling ke belakang
a. Duduk dengan belunjur, dan dagu menyentuh di dada, kemudian kedua tangan
di samping telinga, dan telapak tangan berada di atas.
b. Rebahkan badan ke belakang sampai telapak tangan dapat menyentuh matras, dengan
posisi kaki berada di sudut ketika duduk belunjur (Sukiyo, 1992 : 102).
(Mujahid, 2006)
4. Loncat harimau
1. Berdiri dengan tegak, dan mengambil ancang–ancang seperlunya
2. Bertolak dengan kedua kaki ke atas, kemudian pada waktu melayang saat telapak
tangan menyentuh matras diusahakan agar sedikit demi sedikit kedua kaki, badan dan kedua lengan satu garis
3. Pada saat kedua telapak tangan menyentuh matras segera masukkan kepala di antara
kedua lengan atau tangan, sehingga seluruh bahu dapat menyentuh matras dengan baik
4. Mengguling, dagu dan lutut harus ditarik ke dagu
5. Jongkok, kemudian diteruskan dengan berdiri
(Sukiyo, 1992 : 104).
(Husni, 2013)
5. Anjir atau berdiri kepala
a. Teknik
1. Berdiri dengan tegak
2. Bungkukkan badan, dan letakkan kedua telapak tangan ke matras
3. Letakkan dahi di matras berada di antara kedua telapak tangan dengan
berbentuk segitiga
4. Angkat pinggul ke atas, badan ditegakkan dan lurus pada matras
5. Luruskan kaki ke atas, dan jaga dengan baik keseimbangan
(Sukiyo, 1992 : 105).
b. Metodik
1. Jongkok, dan letakkan tangan di atas matras
2. Di antara kedua tangan, letakkan kepala dan berbentuk seperti segitiga.
3. Angkat badan secara tegak lurus ke atas diikuti kaki diluruskan ke atas.
Dan lakukan secara berulang (Sukiyo, 1992 : 105).
E. Senam Artistik
Senam artistik adalah suatu olahraga yang bersifat keatletisan dan keindahan. Olahraga ini biasa mengombinasikan sebuah kekuatan dengan ketahanan gaya dan keanggunan (Atmasubrata, 2012 : 77).
Dalam olimpiade untuk senam artistik, diperlombakan yaitu kategori putra adalah senam lantai, kuda – kuda, gelang – gelang, dan palang sejajar dan horizontal. Dan untuk putri adalah palang rintang, palang seimbang, dan senam lantai. Termasuk kategori all-rounddan tim, serta dinilai berdasarkan setiap penampilan pada alat
(Atmasubrata, 2012 : 77).
a. Gerakan lompat kengkang
Latihan lompat kangkang ada dua macam, yaitu lompat kangkang tumpuan pada pangkal kuda–kuda lompat dan lompat kangkang tumpuan pada bagian ujung kuda–kuda lompat. Bentuk–bentuknya akan diuraikan berikut :
1. Lompat kangkang tumpuan pada pangkal kuda – kuda lompat
Latihan dilakukan dengan melompat kangkang sambil menumpu di pangkal kuda – kuda lompat.
a. Awalan dengan lari cepat dan badan condong ke depan.
b. Kedua kaki menolak pada papan dengan kuat disertai ayunan lengan dari
belakang bawah ke depan, badan lurus, dan tungkai dipisahkan.
c. Pada saat tangan menyentuh bagian pangkal kuda-kuda segera menolak
sekuat-kuatnya. Badan melayang di atas kuda-kuda pada sikap lurus, lengan
direntang, tungkai lurus dipisahkan, dan pandangan ke depan.
d. Mendarat dengan ujung kaki disertai lengan direntangkan di atas
(Mujahid, 2006 : 68).
2. Lompat kangkang tumpuan pada ujung kuda – kuda lompat
a. Awalan dengan lari cepat dan badan dicondongkan ke depan.
b. Dua kaki menolak pada papan tolakan, setelah tangan menyentuh pada bagian
ujung kuda-kuda, tangan harus menolak dengan kuat, tungkai dipisahkan kemudian
diayunkan ke arah perut.
c. Ayunan lengan harus melingkar menuju belakang atas, badan membusur,
melayang, tungkai dirapatkan, dan pandangan ke depan.
d. Mendarat dengan ujung kaki kemudian lengan harus direntangkan ke atas
(Mujahid, 2006 : 68).
b. Gerakan lompat jongkok
1. Awalan dengan lari cepat badan di condongkan ke depan.
2. Dua kaki menolak pada papan tolak beserta ayun lengan ke atas, dan
badan melayang, dan tangan menumpu pada pangkal kuda-kuda
3. Kedua tangan menolak dengan sekuat-kuatnya, dan lutut dilipat ke dada.
Luruskan tungkai saat berada di atas ujung kuda-kuda.
4. Mendarat pada ujung kaki, dan lengan direntangkan ke atas
(Mujahid, 2006 : 69).
(Mujahid, 2006)
e. Gerakan lenting tangan atau handspring
Handspring merupakan gerakan yang bertumpu pada kedua tangan ke lantai dan beserta tolakan dengan satu kaki dari belakang ke arah depan atas, dan mendarat berada di atas dua kaki sehingga dapat berdiri kembali
(Mujahid, 2006 : 70).
Terlihat dari tolakan kaki dan cara untuk mendarat dibedakan :
1. Menolak dengan satu kaki, mendarat dengan kedua kaki,
2. Menolak dengan satu kaki, mendarat dengan satu kaki
3. Menolak dengan kedua kaki, mendarat dengan kedua kaki
(Mujahid, 2006 : 70).
f. Gerakan meroda
Gerakan meroda merupakan gerakan ke samping dengan tumpuan ke atas kedua tangan dan dilanjutkan kaki dibuka lebar. Meroda juga dapat dilakukan dengan gerakan dari kiri dan kanan. Gerakan ini tampak mudah untuk dilakukan, namun gerakan ini sangat memerlukan kordinasi gerakan yang tinggi. Dan tanpa adanya kordinasi yang baik, akan sangat sulit untuk dilakukan (Mujahid, 2006 : 71).
g. Gerakan guling lenting
Gerakan guling lenting adalah gerakan yang melentingkan badan ke atas depan disebabkan lemparan dari kedua kaki dan kedua tangan. Tolakan ini dimulai dari setengah guling (Mujahid, 2006 : 71).
F. Senam Ritmik
Senam ritmik hanya untuk kelas putri. Pesenam menampilkan sebuah gerakan yang indah dengan iringan musik, yang berada di atas matras dengan seluas 13 m³ dan alat tambahan berupa tali, boop, bola, tongkat dan pita (Atmasubrata, 2012 : 78).
Pada sebuah kelas perseorangan, pesenam menampilkan nomor yang berbeda dengan 4-5 alat tambahan. Dan untuk kelas tim, lima orang atlit tampil secara bersamaan dengan menggunakan alat – alat yang berbeda-beda
(Atmasubrata, 2012 : 78).
1. Senam Ritmik tanpa Alat ( Senam poco-poco)
Tahap-tahap melakukan senam poco-poco agar seluruh tubuh dapat merasakan manaat dari semua gerakan poco-poco tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Melakukan pemanasan 5-10 menit
b. Melakukan gerakan poco-poco diulang selama 30-40 menit. Aktifitas tersebut badan
dapat menglurkan energi yang memberikan kesegaran jasmani. Itu berguna untuk
kesehatan.
c. Setelah selesai melakukan poco-poco, lakukan gerakan pendiginan selama 5 menit,
sebagai berikut
1. Gerakan yang lambat, santai, dan rileks, dengan mengibaskan tangan
2. Merilekskan kedua kaki dengan cara menendang-nendang ke depan
dengan bergantian
3. Lakukan dengan pembuangan pernapasan dengan cara ambil napas dari hidung dan
membuangnya melalui mulut
(Mujahid, 2006 : 75).
a) Gerakan Senam Poco-Poco
1. Dalam hitungan kesatu-kedelapan dan kesatu-keenam
a. Hitungan ke-1–ke-8
Melangkah dua kali ke kanan dan pada saat hitungan ke-4 tepuk tangan satu kali. Kemudian melangkah dua kali ke kiri dan pada saat hitungan ke-8 tepuk tangan satu kali
b. Hitungan ke-1–ke-6
Pada hitungan ke-1–ke-4 melangkah dua kali kemudian menghadap serong menuju kanan belakang dan pada saat hitungan ke empat tepuk tangan. Pada hitungan ke lima melangkah menuju arah kiri dan pada hitungan ke enam memutar balik badan menghadap ke arah kiri.
(Mujahid, 2006 : 75).
2. Dalam hitungan kesatu–kedelapan dan kesatu–kedua
a. Hitungan ke-1–ke-8 pertama
Ulangi hitungan pertama gerakan yang ke-1–ke-8
b. Hitungan ke-1–ke-8 kedua
Hitungan ke-1–ke-4 kaki kanan dilangkahkan serong ke belakang sebelah kanan. Kemudian di hitungan ke-4 tepuk tangan. Selanjutnya di hitungan ke-5 kaki kiri melangkah ke arah depan. Dan hitungan ke-6 kaki kanan ditutup ke arah kaki kiri diiringi dengan ayunan tangan ke atas. Kemudian pada hitungan ke-7 kaki kanan melangkah ke arah belakang dan hitungan ke-8 kaki kiri menutup ke kaki kanan
c. Hitungan ke-1–ke-2
Hitungan ke-1 melangkahlah menuju arah kiri. Dan hitungan ke-2 kaki kanan memutar badan menghadap arah kiri
(Mujahid, 2006 : 76).
3. Dalam hitungan kesatu–kedelapan dan kesatu–kedelapan
a. Hitungan ke-1–ke-8 pertama
Ulangi hitungan pertama gerakan yang ke-1–ke-8
b. Hitungan ke-1–ke-8 kedua
Mengulangi hitungan kedua gerakan ke-1–ke-4. Pada hitungan ke-5 pinggul digoyangkan ke depan, dan hitungan ke-6 posisi kaki tetap goyang pinggul ke belakang. Pada hitungan ke-8 badan diputar ke kiri (Mujahid, 2006 : 76).
4. Dalam hitungan kesatu–kedelapan, kesatu–kedelapan
a. Hitungan ke-1–ke-8 kesatu
Ulangi hitungan pertama gerakan yang ke-1–ke-8
b. Hitungan ke-1–ke-8 kedua
Melangkah dengan zig-zag disertai mundur ke arah kanan di hitungan ke-1-ke-2, ke arah kiri di hitungan ke-3-ke-4, dan di hitungan ke-5 kaki kanan melangkah ke sebelah kanan. Kemudin hitungan ke-6 putar badan 80˚ menghadap ke arah belakang, dan hitungan ke-7 kaki kiri dijatuhkan ke lantai dan hitungan yang ke-8 kaki kanan ditutup ke kaki kiri (Mujahid, 2006 : 77).
5. Dalam hitungan kesatu–kedelapan, kesatu–kedelapan, dan kesatu–kedelapan,
dan kesatu–kedelapan
a. Hitungan ke-1–ke-8 pertama
Gerakannya sama dengan gerakan yang hitungan ke-2
b. Hitungan ke-1–ke-8 kedua
Gerakannya sama dengan gerakan yang hitungan ke-2
c. Hitungan ke-1–ke-8 ketiga
Gerakannya sama dengan gerakan yang hitungan ke-1-ke-8
d. Hitungan ke-1-ke-4
Hitungan ke-1-ke-3 sama dengan gerakan ketiga goyang dengan tiga kali kemudian hitungan ke-4 badan diputar ke kiri (Mujahid, 2006 : 77).
6. Dalam hitungan kesatu–kedelapan, sebanyak empat kali
a. Hitungan ke-1–ke-8 pertama
Ulangi hitungan pertama gerakan yang ke-1–ke-8
b. Hitungan ke-1–ke-8 kedua
Pada hitungan ke-1-ke-4 kaki kanan diundur ke belakang, kemudian di hitungan ke-4 angkat kaki kiri dan menekuknya sambil diiringi bertepuk tangan satu kali. Kemudian hitungan ke-5 jatuhkan kaki kiri ke lantai, dan hitungan ke-6 kaki kanan menutupi kaki kiri. Dan hitungan ke-7 buka kaki kanan ke samping kanan dan hitungan yang ke-8 tarik kembali kaki kanan
c. Hitungan ke-1–ke-8 ketiga
Pada hitungan ke-1-ke-4 kaki kanan diundur ke belakang, kemudian di hitungan ke-4 angkat kaki kiri dan menekuknya sambil diiringi bertepuk tangan satu kali. Kemudian hitungan ke-5 jatuhkan kaki kiri ke lantai, dan hitungan ke-6 angkat kaki kanan ke depan. Dan hitungan ke-7-ke-8 percepat gerakan
d. Hitungan ke-1–ke-8 keempat
Di hitungan ke-1-ke-2 serong ke arah kanan, pada hitungan ke-3-ke-4 serong ke arah kiri, kemudian hitungan ke-5-ke-6 kembali serong ke arah kanan, kemudian hitungan ke-7 kaki kiri serong ke arah kiri, dan di hitungan ke-8 putar badan menghadap kanan
(Mujahid, 2006 : 77).
2. Senam Ritmik menggunakan Alat Gada
Senam ini pertama kali didemonstrasikan oleh Sokol di Cekoslovakia, kemudian awal penggunaannya pada kompetisi di Hungaria pada tahun 1928. Keterampilan yang harus diperlukan dalam senam ritmik alat gada adalah perpaduan antara gerakan badan dan gada
(Mujahid, 2006 : 78).
Gada juga dapat dipergunakan dengan efektif pada kelompok besar dalam sebuah pengembangan tubuh yang lebih baik, perasaan irama, dan kekuatan lengan dan pergelangan bahu. (Mujahid, 2006 : 78).
a. Perlengkapan dan Cara Memegang Gada
1. Ukuran gada
Gada pada umumnya terbuat dari kayu yang dihaluskan, dan diberikan warna merah, coklat, hitam, dan warna asli kayu. Dan ada pula yang gada yang berasal dari plastik. Ukuran gada terdiri atas :
a. Kepala gada : Garis tengah = 3,0-3,3 cm
b. Leher gada : Garis tengah = 2,0-2,3 cm
c. Badan gada : Garis tengah = 6,0-6,3 cm
d. Panjang gada : 30-33 cm
e. Berat gada : 120 gram
(Mujahid, 2006 : 78).
c. Cara Memegang Gada
1. Reguler grips
Memegang tongkat dengan menggunakan satu atau dua tangan, kemudian telapak tangan menghadap ke bawah
2. Reverse grips
Memegang tongkat dengan menggunakan satu atau dua tangan, kemudian telapak tangan menghadap ke atas
3. Mixed grips
Gabungan antara kedua cara, dengan tangan satu menghadap ke bawah memegang tongkat dan tangan yang satu menghadap ke bawah
(Mujahid, 2006 : 78).